Flashback ke Semester 3 - Serunya Kelautan

Hei... kali ini gw bakal nulis cerita pengalaman gw dalam bahasa yang ga formal yaaa :)

Perkenalan dulu..
Gw mahasiswi Ilmu Kelautan Universitas Sriwijaya angkatan 2012. sekarang gw baru nyelesain studi semester 5, dan insya Allah Januari 2015 bakalan jadi mahasiswi semester 6 :D

Dulu, pas gw semester 3 (2013), seperti biasa jurusan gw ngadain fieldtrip akbar tahunan yang diselenggarain tiap semester ganjil. Kali ini, destinasinya adalah Pulau Pahawang, Lampung. Untuk menuju lokasi, perlu sekitar 15 jam perjalanan. Dari Palembang ke Lampung naik bis, setibanya di Pelabuhan Ketapang, lanjut naik ferry. Waktu itu kita pake 4 bis, berangkat pagi dan sampai disana malam. Sesampainya disana langsung menuju rumah penginapan yang disewa dari warga.

Pagi harinya, seluruh mahasiswa Ilmu Kelautan semester 3, 5, dan 7 yang waktu itu mengikuti field trip diharuskan untuk menghadiri briefing sebelum praktikum. Acara dikomandoi langsung oleh dosen dan berada di bawah kepanitiaan anak-anak semester 5 waktu itu. Jadi, pas briefing tuh dikasi tau tentang mekanisme praktikum, alat-alat dan perlengkapan lain yang mesti disiapin buat praktikum. Pokoknya briefing tuh pematangan mekanisme sih intinya....

Waktu itu yang gw inget, mahasiswa semester 5 praktikum tentang Budidaya Rumput Laut, Ekologi Laut Tropis, dan Oseanografi Fisika. Sedangkan mahasiswa semester 3 praktikum tentang Pengantar Oseanografi dan Biologi Laut. Dan mahasiswa semester 7 praktikum tentang Praktek Laut, dan Konservasi Sumber Daya Laut.

Karena waktu itu gw masih semester 3, gw bakal nyeritain tentang praktikum anak semester 3 aja yaa :). Pratikum Pengantar Oseanografi Fisika, yang selanjutnya bakal gw sebut "PO" menggunakan 2 lokasi praktikum secara bergantian. 

Lokasi pertama di laut, jaraknya hingga 1 km dari garis pantai. Kita praktek tracking menggunakan kapal motor nelayan menuju satu stasiun ke stasiun berikutnya. Letak stasiun-stasiun itu udah ditetapkan sejak awal dari GPS (Global Positioning System) oleh anak-anak semester 7 yang selalu berperan sebagai penyusun modul (ini udah ketetapan dari jurusan, bahwa penyusun modul praktikum adalah mahasiswa semester 7). Jadi, para praktikan, yaitu semester 3, 5, dan 7 berpegangan pada modul-modul yang sudah dibuat itu. Sebagai tambahan, modul berisi alat-alat dan perlengkapan praktikum, cara kerja, serta lembar kerja. So, di atas kapal tracking kita menjalankan misi praktikum :D  Praktikan Osfis melakukan berbagai tes kualitas perairan, seperti suhu, salinitas, densitas, arus, oksigen terlarut, dan pH menggunakan beberapa peralatan laboratorium yang bersifat portable. Misalnya, untuk sensor suhu dan oksigen terlarut menggunakan sebuah alat bernama DO Meter. Sedangkan untuk salinitas dan densitas menggunakan alat Hand Refractometer, dan untuk mengukur pH menggunakan pH meter. Semua alat itu bersifat digital. 

Sedangkan untuk mengukur arus menggunakan Floating Dradge yang tidak berbentuk digital. Sebenarnya, ada sebuah alat ukur arus yang bersifat digital, yaitu Current Meter, namun saat itu kita menggunakan alat manual, yaitu alat yang terbuat dari kayu dan ada juga yang terbuat dari seng. Alat itu berbentuk X dan terdiri dari 2 bilah kayu/seng dengan tali di bagian tengahnya. Floating Dradge berbahan dasar kayu digunakan untuk mengukur arus permukaan, karena kayu pasti akan mengapung di air. Sedangan yang berbahan dasar seng digunakan untuk mengukur arus kolom, dengan bola plastik untuk membantunya tetap melayang di kolom perairan. Sebab tanpa bola plastik, maka Floating Dradge seng akan tenggelam. 

Cara kerjanya, yaitu dengan meletakkan alat tersebut di permukaan air dan membiarkannya terseret ombak hingga tali yang dikaitkan pada alat sudah mencapai batasnya. Setelah itu, catat waktu yang diperlukan dari mulai alat diletakkan hingga tali sudah tertarik hingga batasnya. Untuk menghitung kecepatan arus, gunakan rumus dasar, yaitu: Jarak dibagi Waktu (v = s/t). Jarak yang dimaksud adalah banyaknya (dalam satuan jarak) tali yang terulur, sementara waktu yang dimaksud adalah yang terhitung di stopwatch. 

Setelah mengukur berbagai parameter perairan seperti di atas, kita kembali ke daratan (pulau) dan melanjutkan ke Lokasi praktikum kedua, yaitu Pantai.

Lokasi kedua, yaitu pantai.
Sama halnya dengan tracking, di pantai juga kita melakukan tes parameter kualitas perairan yang sama persis dengan pada saat tracking. Hanya saja, stasiunnya tersebar tegak lurus garis pantai.

Mari melanjutkan ke praktikum Biologi Laut..... yeaaaay m(^..^)m

Gampang banget praktikum ini. Kita tinggal mencari biota laut dengan cara ber-snorkeling ria dan "meminjam" biota itu, kemudian melakukan dokumentasi dan mengukur panjang serta lebar dari badan biota menggunakan kertas ukur (pengukuran 2 dimensi). Kertas ukur ini dibuat dengan menggambar petak-petak berukuran 1x1 m pada selambar kertas untuk kemudian dilaminating agar tidak basah saat kita meletakkan biota laut di atasnya. Lalu kita mengembalikan lagi biota tersebut ke tempat kita menemukannya. :) 

Waktu itu, kelompok gw nemu bulu babi, teripang, bintang laut (ketiganya termasuk filum Echinodermata), rajungan, kepiting bakau (keduanya kelas Crustacea) dan berbagai jenis kerang-kerangan (kelas bivalvia dan gastropoda (Filum Mollusca)). Sebenarnya banyak sekali ikan karang di lokasi itu, tapi sayang kita ga bawa alat tangkap ikan dan ga mungkin banget deh nangkep ikan pake tangan.. -_-" hahaa
Setelah melakukan pengukuran, kita mengambil beberapa biota mati maupun biota hidup tetapi yang jumlahnya melimpah dan dengan status tidak dilindungi untuk dijadikan sampel dalam laboratorium.  
Caranya adalah, memasukkan biota tersebut ke dalam kantong plastik yang diisi air laut. Kemudian masukkan formalin dalam kadar yang telah ditentukan. Bungkus kembali plastik itu dan simpan di dalam box sampel. Setelah masuk laboratorium, sampel ini harus dicuci bersih dengan air tawar untuk menghilangkan kandungan formalinnya. Setelah itu sampel dimasukkan ke dalam toples berisi alkohol. Sampel harus terendam seluruhnya di dalam alkohol ini. Tutup rapat toples dan rekatkan dengan isolasi bening pada bagian tutupnya. 

Untuk mengidentifikasi, kita tinggal buka buku identifikasi atau bisa juga dengan cara browsing dan mencocokkan karakteristek dari sampel dengan yang ada di buku. Gampang kan?

Dan begitulah gambaran praktikum PO dan Biola yang dilakukan mahasiswa Ilmu Kelautan :)

Lanjuuut...

Setelah melakukan praktikum, seluruh praktikan kembali ke aula untuk persiapan pulang. Oiya, praktikun ini tidak dilaksanakan seharian penuh, melainkan selesai dalam waktu 2 hari. Sebenernya banyak yang pengen gw ceritain buat pembaca yang masih tabu dengan "ilmu kelautan" maupun buat adek2 SMA yang minat banget jadi mahasiswa kelautan.

Saat Tracking di atas kapal
Pokoknya kelautan itu seru banget. Tugasnya ga monoton. Mulai dari lapangan sampe laboratorium juga udah pernah gw alami. Jurusan lain belum tentu gitu loooh :) hehe. Pengalamannya juga banyak, jalan-jalan menikmati keindahan laut dan seisinya, juga bersosialisasi dengan masyarakat pesisir!

So, jangan takut untuk menentukan pilihan, ikuti kata hati dan lanjutkan perjuangan kita!


Salam Bahari.
Suasana Dermaga Pulau Pahawang


Beberapa Biota yang Ditemukan Saat Praktikum Biola Berlangsung

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Keadaan Desa Sungsang, Sumatera Selatan (bagian 1)

Keadaan Desa Sungsang, Sumatera Selatan (bagian 2)