Keadaan Desa Sungsang, Sumatera Selatan (bagian 1)

Desa Sungsang, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan...

Sebuah desa pesisir yang hampir seluruh penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Desa ini dapat dikatakan sebagai desa kecil yang termasuk maju perkembangannya di Provinsi Sumatera Selatan. Letak desa ini berada di wilayah paling ujung Sumatera Selatan mengarah ke Selat Bangka. Sungsang merupakan sumber potensi perikanan terbesar di pesisir Sumsel, karena desa ini berlokasi di sekitar perairan Selat Bangka dan juga merupakan salah satu daerah lintas perairan Sungai Musi.

Namun sayang, kondisi di desa ini sungguh memprihatinkan. lingkungannya sangat kotor dipenuhi sampah sisa rumah tangga. Selain itu, air bersih di sini sangat sulit didapat. Memang sangat wajar, apabila daerah pesisir kekurangan air bersih, mengingat letaknya yang berdampingan dengan laut membuat intrusi air laut menjadi sangat tinggi. Tetapi bukan menjadi alasan untuk kita mengacuhkan kebutuhan penduduk pesisir akan air bersih. Hal yang dapat mereka perbuat untuk memenuhi kebutuhan air bersih hanyalah dengan menampung air hujan menggunakan drum plastik. 

Dikala musim hujan datang, mereka menampung airnya. Dikala kemarau melanda, mereka hanya dapat menghemat pemakaian air tampungan hingga hujan mengguyur kembali. Kondisi seperti ini sungguh dapat menciptakan sanitasi yang buruk. Tak dapat dipungkiri, bahwa nantinya penduduk Desa Sungsang banyak mengidap penyakit akibat buruknya sanitasi. Disamping itu, pemakaian luar tubuh dan konsumsi air hujan sebagai air minum juga sangat berbahaya bagi tubuh. Sebab air hujan tergolong air yang mengandung asam. Apabila asam masuk ke dalam tubuh, maka akan menyebabkan korosi organ-organ tubuh, seperti gigi misalnya. Hal ini terbukti dari banyaknya masyarakat desa yang giginya keropos dan cenderung untuk memakai gigi palsu meskipun usianya masih tergolong muda. Memang terdapat pasokan air bersih di desa itu, namun harganya tidaklah murah, mengingat bahwa mata pencaharian penduduk desa sebagian besar adalah nelayan. Mereka tak selamanya dapat membeli air-air bersih. Selain itu, terdapat penyimpangan lain yang telah menjadi hal lumrah di desa ini, yaitu membuang sampah di bawah rumah. mengapa dapat terjadi hal seperti ini?

Karena lokasi desa sungsang berada di ekosistem pasir berlumpur, sehingga menyebabkan mereka harus beradaptasi dengan membangun rumah panggung dan jalanan desa yang jauh tinggi di atas pantai. Tetapi mungkin juga karena letak desa yang terlalu dekat dengan bibir pantai, sehingga mengharuskan mereka untuk menghindari air pasang tertinggi disana dengan membangun infrastruktur sedemikian rupa. Sayangnya, kondisi seperti ini justru menyebabkan masalah pembuangan di desa ini. Mayarakat lebih senang membuang sampah ke bawah rumah daripada harus membakar sampah-sampah tersebut. Sangat mengejutkan melihat kebiasaan yang tidak dibenarkan seperti ini. Belum lagi dengan air seni dan feses yang juga dibuang dengan cara yang sama.

Sungguh tak dapat dibayangkan betapa kotornya lingkungan tempat tinggal di Desa Sungsang. Limbah metabolisme dan limbah rumah tangga bercampur teraduk di bawah papan rumah tempat kita berpijak. Anehnya lagi, masyarakat sama sekali tak mempermasalahkan bau busuk yang seringkali tercium dikala angin sedang berhembus. Mereka dengan santainya menjalani aktivitas sehari-hari tanpa mempedulikan aroma tidak sedap itu. Padahal banyak dari penduduk desa yang beranggotakan anak-anak dan balita.

Kurangnya sosialisasi dari pemerintah mengenai kesehatan maupun lingkungan hidup sangat mungkin menjadi penyebab parahnya sanitasi di desa ini. Padahal, apabila disosialisasikan dengan pendekatan tertentu, pasti penduduk Desa Sungsang dapat juga menjalani hidup bersih dan sehat seperti kita. Besar harapan kepada pemerintah agar memperhatikan juga kondisi kesehatan di desa ini, mengingat bahwa Desa Sungsang merupakan desa dengan potensi perikanan yang sangat besar di Provinsi Sumatera Selatan. Dapat dikatakan bahwa desa ini sangat berjasa atas asupan protein bagi masyarakat Sumatera Selatan dan sekitarnya.

Pintu masuk dermaga di Desa Sungsang
Rumah penduduk Desa Sungsang
Dermaga di Desa Sungsang



Comments

  1. Film dokumenter hasil karya Mahasiswa Kelautan Universitas Sriwijaya yang mengisahkan kehidupan Nelayan Bagan Tancap Desa Sungsang dapat ditonton di youtube dengan judul: "4 Meter di Atas Laut" :)

    ReplyDelete
  2. Terimakasih atas explornya tentang desa sungsang kami, khususnya tentang kehidupan nelayan di bagan/kelong (sungsang red). Dari postingan2 saudara sampai dng film dokumentasi. Semoga kampung nelayan desa sungsang menjadi desa nelaya kebangaan kita semua. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih respon positifnya :) Jayalah bahariku

      Delete
  3. Replies
    1. Silakan kontak email saya untuk diskusi dan terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca artikel saya :)

      Delete
  4. Katanya di desa ini semua murah2 ya? Harga udang, udang giling, sampe pempek udang nya murah? Tp aman gak? Kan mrk kurang pasokan air bersih, jd apa2 pake air hujan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebelumnya mohon maaf karna saya telat balesnya. udah lama ga buka blog.
      Kalau perihal air bersih, memang kekurangan. Sedih sekali melihat mereka selalu menampung air hujan sebagai stok air bersih untuk berbagai keperluan, seperti mencuci dan mandi. Namun setahu saya kalau untuk memasak dan diminum, warga Sungsang lebih memilih menggunakan air bersih yang umum diperjualbelikan disana.

      Delete
  5. CONTACT PERSON :
    * Facebook : ArtisqqID
    * BBM : BELLA272
    * Whatsapp : +855965123003
    * Instagram : Artisqqcom

    ReplyDelete
  6. I miss u sungsang masa kecilku bersamamu❤

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Keadaan Desa Sungsang, Sumatera Selatan (bagian 2)

Flashback ke Semester 3 - Serunya Kelautan